Penilaian Formatif & Sumatif pada Kurikulum Merdeka

Assalamu’alaikum..

Alhamdulillah, kabar para Pembaca hari ini pada sehat dan bahagia. Kali ini Mimin si Admin akan mencoba memberikan sedikit coretan, semoga dapat menjadi tambahan ilmu untuk kita semua. Aamiin.

Oke, lanjut baca ya..

Boleh sambil ngopi, dengerin musik, tilawah, atau sambil rebahan juga boleh, yang penting nyaman..

Seperti judul di atas, kali ini Mimin akan berbagi mengenai Penilaian terhadap perkembangan belajar murid. Seperti kita ketahui bersama bahwa dalam kurikulum Merdeka dikenal dengan istilah assesment (penilaian). Berikut penjelasan singkatnya.

Penilaian (assesment) dalam Kurikulum Merdeka

Penilaian atau asesmen adalah sebuah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar murid yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kegiatan penilaian dalam pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa supaya dapat mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi murid yang diperoleh selama proses pembelajaran yang meliputi kegiatan belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Berdasarkan fungsinya asesmen terdiri dari tiga jenis yaitu asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).

Baiklah..

Mimin akan menjelaskan secara singkat apa itu  assessment as learning, assessment for learning, dan assessment of learning, dimana ketiganya dapat dilaksanakan baik dengan metode asesmen sumatif maupun formatif.

  1. Assessment as Learning (asesmen sebagai proses pembelajaran)

Asesmen ini bertujuan untuk merefleksi proses pembelajaran dan berfungsi sebagai asesmen formatif. Murid sebaiknya dilibatkan secara aktif dalam kegiatan asesmen ini. Murid diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi diri sendiri dan temannya. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman merupakan contoh assessment as learning. Jenis asesmen ini memiliki beberapa fungsi yaitu untuk mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar murid, sebagai umpan balik memperbaiki proses pembelajaran dan strategi pembelajaran, mendiagnosis daya serap materi, dan memacu perubahan suasana kelas.

  1. Assessment for Learning (asesmen untuk proses pembelajaran)

Asesmen ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Assessment ini dapat dilakukan dalam format penilaian formatif sekaligus penilaian sumatif. Ketika satuan pendidikan melakukan asesmen sumatif di akhir lingkup materi dapat dikategorikan pula sebagai assessment for learning. Assessment for learning berfungsi sebagai alat ukur mengetahui pencapaian hasil belajar murid, merefleksi pembelajaran, menjadi umpan balik untuk merancang perbaikan proses pembelajaran, dan untuk melihat kekuatan dan kelemahan belajar murid.

  1. Assessment of Learning (asesmen pada akhir proses pembelajaran)

Assessment of learning berfungsi sebagai alat ukur pencapaian hasil belajar melalui nilai capaian, menjadi umpan balik untuk merancang/perbaikan proses pembelajaran, sekaligus melihat kekuatan dan kelemahan belajar murid. Asesmen ini sendiri dapat dikategorikan sebagai penilaian formatif maupun sumatif. Dalam konteks penilaian sumatif semester, satuan pendidikan dapat melakukan sumatif pada akhir semester jika satuan pendidikan merasa perlu mengonfirmasi hasil sumatif akhir lingkup materi untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

Dari penjelasan singkat mengenai jenis assesmen, kita dapat memahami apa itu assesmen dan jenisnya serta ilustrasi dari ketiga jenis assesmen tersbut. Selanjutnya akan kita bahas mengenai apa itu assesmen sumatif dan assesmen formatif.

Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah proses mengumpulkan data mengenai sejauh mana kemajuan murid dalam menguasai kompetensi yang ditargetkan. Dengan data yang diperoleh akan diinterpretasikan dengan teliti supaya guru dapat memutuskan kegiatan pembelajaran yang efektif bagi murid agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal. Tujuan asesmen formatif adalah untuk mengevaluasi proses pemahaman murid terhadap pelajaran, kebutuhan pembelajaran, dan kemajuan akademik selama proses pembelajaran.

Ada lima faktor penting yang dapat meningkatkan pembelajaran melalui penilaian formatif. Yaitu :

  1. Menyediakan umpan balik yang efektif untuk murid.
  2. Melibatkan murid dalam pembelajaran secara aktif.
  3. Mengatur pembelajaran yang memungkinkan murid memperoleh nilai baik ketika dilakukan penilaian.
  4. Memperkenalkan pengaruh besar penilaian terhadap motivasi.
  5. Mempertimbangkan kebutuhan murid untuk menilai dirinya sendiri dan untuk memahami bagaimana cara meningkatkan hasil belajarnya.

Assesmen Sumatif

Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu. Penilaian sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana murid telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit pembelajaran berikutnya. Evaluasi sumatif sering dilakukan dengan menggunakan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester.

Ada 4 fungsi yang dapat diperoleh melalui penilaian sumatif. Yaitu :

  1. Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar murid pada periode tertentu.
  2. Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan.
  3. Umpan balik untuk merancang/perbaikan proses pembelajaran semester/tahun ajaran berikutnya (sama seperti fungsi penilaian formatif)
  4. Melihat kekuatan dan kelemahan belajar pada murid (sama seperti fungsi pada asesmen diagnostik)

Instrumen Penilaian Formatif dan Sumatif

Ketika melakukan penilaian secara menyeluruh & untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar, berikut ini beberapa instrumen formatif dan sumatif yang bisa digunakan oleh guru, yakni:

a.      Melakukan Observasi

Dalam asesmen formatif, instrumen observasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui perilaku murid secara bertahap. Observasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tugas kelompok maupun individu. Dengan cara ini, seorang guru bisa menganalisis bagaimana sifat murid dalam bekerjasama maupun menyelesaikan tugas seorang diri.

b.      Projek atau Penugasan.

Instrumen penilaian selanjutnya adalah memberikan proyek atau tugas yang harus dikerjakan oleh murid dalam waktu tertentu. Projek tersebut dapat berupa hasil karya seni, penelitian di bidang sains, atau projek kelompok pentas teater. Hasil dari penilaiannya ini dapat berupa angka dan perkembangan murid dalam menyelesaikan suatu tantangan.

c.      Tes tertulis dan Tes Lisan.

Untuk mengukur pemahaman murid lebih lanjut dan sifatnya akurat, tentu saja menggunakan tes dengan soal tertulis dan tes lisan. Kedua tes ini dapat mengukur kompetensi murid dan menjadi rujukan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi selama satu semester. Adapun bentuk-bentuk tes yang bisa dipilih yakni dengan soal pilihan ganda, esai, atau hafalan.

d.      Portofolio

Untuk meningkatkan motivasi belajar murid, semua tugas-tugas yang diberikan dapat dikumpulkan dan dijadikan portofolio. Bisa dikatakan bahwa portofolio tersebut sebagai bentuk apresiasi atau pencapaian murid dalam menyelesaikan semua tugas dalam kurun waktu tertentu.

Demikian penjelasan singkat mengenai assesmen formatif dan sumatif. Kritik dan saran membangun silahkan tulis di kolom komentar. Insyaalloh bersambung di artikel berikutnya.

Terima kasih sudah membaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *